***

Setelah
aku berlari sekencang-kencangnya, menjadi pengecut pada saat itu juga,
lalu timbullah rasa penyesalanku, betapa lemahnya diriku didepan wanita
yang aku suka, namun tetap saja ada rasa bahagia akhirnya ada kesempatan
bisa lebih dekat lagi nantinya dan yang terutama aku bisa tau harus
kemana mencarinya



Dua minggu sejak perjumpaan aneh itu,
aku tak lagi berminat menjalin silahturahmi ke kampung Wanita
Ber-Sweater Sweet tinggal. sampai pada suatu ketika bertepatan dengan
hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71, kami anak-anak kkn harus
mengadakan kegiatan tujuh belasan.



Menurut keterangan
para orang-orang tua di kampung tempat aku tinggal, dalam sejarahnya
sampai saat ini belum pernah kampung ini mengadakan kegiatan tujuh
belasan, banyak alasan mengapa kegiatan di hari sakral bagi bangsa
Indonesia ini tidak dilaksanakan mulai dari tidak amannya kondisi dulu
dimasa konflik sampai pada kekurangan sumber daya, jadi selama beberapa
tujuh belassan kebelakang mereka hanya mengikuti kegiatan di kantor
camat mereka saja atau melihat ke kantor bupati festival busana daerah
yang diperankan oleh anak-anak sd.



Untuk itulah membuat
aku termotivasi melaksanakan kegiatan ini, namun masalah muncul lagi,
kami kekurangan dana serta kelompok kami kekurangan anggota laki-laki,
kami hanya mempunyai satu orang laki-laki, yaitu aku.



Kami
memutar otak untuk mengakali semua permasalahan ini, maka muncullah
sebuah ide dengan menggabungkan tiga gampong yang saling berdekatan
untuk dapat membuat sebuah kegiatan tujuh belas agustus secara
bersamaan.



Memang ide yang berlian, namun timbul rasa
tak pedeku jika harus berjumpa lagi dengan Wanita Ber-Sweater Sweet, apa
aku harus jadi batu lagi seperti dulu, namun ide tersebut diterima
semua oleh anggota kelompokku maka mau tak mau ide itu harus
dilaksanakan.









***

Esok
harinya. maka berangkatlah aku menuju gampong gureb blang untuk
menyampaikan niat kelompok kami mengadakan kegiatan tujuh belasan secara
bersama-sama. anggota kelompok buket pala sebelumnya sudah  aku
sampaikan melalui pesan WA dan jawaban ketua kelompoknya adalah setuju.



"Ehhh, ke aja ya yang bilang ke ketua kelompoknya"



"lah,
kok aku, ke kan ketuanya" salah satu anggota kelompok yang aku bawa
menjumpai kelompok gureb blang menggerutu tidak setuju dengan
permintaanku jadilah aku memberanikan diri untuk mendatangi basecam
mereka.



"Assalamualaikum...."



"Waalaikumsalam, cari siapa ya?"



"ehh,anuu, cari anuu"



"Anuu? anu siapa bg?"



"........."
tak ada lagi kalimat yang bisa aku ucapkan Wanita Ber-Sweater Sweet
yang langsung menyambutku, tak bisa lagi aku ucapkan, gaya batu adalah
cara terakhirku, melihat aku tak bisa lagi berbicara banyak, dengan
sigap anggota kelompokku mengambil alih pembicaraan, mengutarakan niat
kami, namun ternyata anggota kelompok dan ketuanya sedang tidak ada di
basecam, mereka sedang melakukan proyek kkn penyuluhan pertanian di
sawah.



tau apa yang aku lakukan saat mereka berbicara?
aku hanya diam, iya diam. konsisten dengan kebisuanku, sampai sebuah
tangan dengan cepat menangkap lenganku dan menarik kebelakang, anggota
kelompokku ternyata sudah beberapa kali memanggilku untuk pulang
pembicaraannya dengan Wanita Ber-Sweater Sweet telah usai selama jurus
membatuku beraksi.



Kali ini gagal lagi aku untuk hanya
sekedar berbicara lancar didepannya, tapi untuk ketiga kalinya aku tak
bisa gagal lagi. aku harus belajar dengan seseorang untuk mengatasi
permasalahan yang memalukan ini.....(Bersambung)